(Cerita kecil tentang kemandirian pertama dan dukungan cinta dari rumah)
Setelah kami melewati masa menyusui dan menyapih dengan tenang, tantangan selanjutnya hadir dalam bentuk kecil namun penting: toilet training.
Waktu itu usia Daisha sekitar 2 tahun 3 bulan. Mama mulai mengenalkan toilet training, bukan dari nol, karena sejak sebelum usia 2 tahun, Daisha sudah beberapa kali pup tidak di popok. Tapi untuk pipis, memang masih sepenuhnya di diaper.
Awal Mula: Mengajarkan Sinyal Tubuh
Kami tidak langsung melepas popok begitu saja. Mama dan Papa pelan-pelan mengajarkan Daisha mengenal rasa ingin pipis, memberi isyarat, dan mencoba bilang. Kami pasang jadwal, kami buatkan rutinitas. Kadang berhasil, kadang tidak, dan kami tahu, itu sangat wajar.
Di hari-hari pertama, ada kesalahan kecil di sana-sini. Karpet basah, celana kotor, bahkan tempat tidur kena juga. Tapi kami sudah siap, dan tidak pernah marah. Kami tahu, ini fase belajar. Kami lebih memilih memeluk daripada mengomel. Lebih memilih membersihkan sambil tertawa kecil, daripada membuatnya merasa bersalah.
Dukungan dari Papa
Yang paling Mama syukuri, Papa Daisha selalu hadir di proses ini. Ia ikut turun tangan: mengganti seprai, menenangkan Daisha kalau kecewa karena "kecolongan", bahkan ikut duduk di lantai sambil memotivasi, “Gak apa-apa, coba lagi nanti ya.”
Papa tidak hanya mendampingi secara fisik, tapi juga jadi penyemangat yang tidak pernah lelah. Peran itu sangat terasa. Mama tak sendirian. Dan Daisha pun tumbuh dalam ruang belajar yang penuh kasih.
Hasilnya
Daisha berhasil toilet training dalam waktu kurang dari seminggu. Kami lupa tepatnya, mungkin 5 hari atau 7 hari. Yang kami ingat adalah ekspresi bangganya saat berhasil bilang, lalu lari kecil ke kamar mandi. Kami juga ingat wajah puasnya setiap selesai, dan senyum lebar sambil berkata, “Udah pipis, Ma!”
Dan rasanya… luar biasa. Bukan karena bebas popok, tapi karena melihat Daisha percaya diri. Karena kami menyaksikan anak kami menaklukkan tahapan penting dalam hidupnya, dengan cara yang lembut dan penuh pengertian.
---
Untuk Daisha
Tidak ada yang terlalu kecil untuk dirayakan, Nak. Bahkan hal yang tampak sederhana seperti belajar pipis sendiri, adalah langkah besar untukmu—dan juga untuk Mama Papa yang terus belajar menjadi orang tua.
Terima kasih telah berproses dengan sabar. Terima kasih sudah percaya pada arahan kami. Dan terima kasih juga, untuk tidak menyerah di setiap harinya.
Kamu anak yang hebat. Papa dan Mama akan selalu ada, di sampingmu, dalam setiap proses belajar yang lain nanti.