Rabu, 26 November 2014

Lomba Kompetensi Siswa Provinsi Kalimantan Selatan

Oiii oii! Rasanya udah lama banget nggak nulis di blog ini. Terlalu lama tenggelam dalam kesibukan magang dan persiapan buat Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, sampe-sampe draft tulisan numpuk dan blog jadi sarang laba-laba. Tapi akhirnya… I'm back, baby!

Beberapa minggu terakhir cukup padat. Karena harus latihan buat seleksi LKS, aku dapat izin magang setengah hari aja—cuma sampai jam 12 siang. Habis itu, lanjut ngebut ke sekolah buat latihan dari jam 2 sore sampai selesai. Capek? Dikit. Tapi seru! Apalagi kalau udah rame-rame bareng temen-temen di sekolah, capeknya ilang.

Dan boom! Rabu, 19 November 2014, jadi hari yang bikin deg-degan sekaligus bersyukur: aku kepilih buat ngewakilin sekolah ke ajang LKS tingkat provinsi yang diadain di Kandangan, Hulu Sungai Selatan. Awalnya? Sumpah, aku nggak terlalu niat. Tes juga setengah hati karena ngerasa nggak siap. Tapi ya gitu deh, kalau Tuhan udah punya rencana, semesta bisa aja belok kanan tiba-tiba. Hehe.

Selama latihan buat seleksi, entah kenapa malah jadi makin semangat. Nambah ilmu, dapat insight baru, dan ada rasa pengen bisa lebih. Seru banget pokoknya.

Lanjut ke Kamis sore, 20 November 2014, semua peserta seleksi LKS dipanggil ke ruang kepala sekolah. Kirain cuma yang kepilih yang berangkat, eh ternyata semua peserta seleksi juga diajak ke Kandangan! Seneng banget, karena bisa sekalian jalan bareng anak-anak yang emang udah keren-keren dan berprestasi. Aku ngewakilin jurusan Akuntansi, sementara Hairullah ngewakilin jurusan Otomotif dari sekolah kami.

Jum’at, 21 November 2014, jadi hari keberangkatan kami. Rombongan kecil tapi solid—tiga guru (Pak Syamsi, Pak Mahmud, dan Pak Junaidi) dan enam murid: aku, Henny, Yulia, Rafi’i, Hairullah, dan Budi. Waktu berangkat aja udah rame, apalagi pas di perjalanan, udah kaya mau study tour aja vibes-nya. Haha!

Kami sampai di Kandangan pas siang hari. Istirahat bentar di rumah sewaan, lepas lelah, trus sore harinya langsung daftar lomba dan check-in di penginapan peserta—buat ngasih tahu kalau aku udah hadir secara resmi. Wajib, dong!

Malamnya, walau aku peserta resmi, aku nggak nginap di penginapan lomba, tapi bareng rombongan di rumah warga yang disewa khusus buat kami selama lima hari ke depan. Rumahnya punya tiga kamar: satu buat bapak-bapak guru, satu buat murid cowok, dan satu lagi buat kami para cewek. Setelah salat Isya, langsung gerak keluar buat cari makan malam, terus lanjut nongkrong di alun-alun. Dan pastinya... foto-foto dong ya, wajib banget! :D

 Di perjalanan :D



 Muka lepek yah, baru nyampe Kandangan. Haha!

 Sebelum nyari makan kami belajar bareng!


 Jum'at malam di alun-alun

 Masih foto di alun-alun

Ini kami eksisnya sama Pak Syamsi

 Keeksisan kami sama Pak Junaidi dan Pak Mahmud. Hihi!

Hoho!

Sabtu, 22 November 2014. Pagi-pagi banget, aku dan Hairullah udah siap tempur. Kami diantar oleh para guru ke penginapan peserta masing-masing. Aku ditempatkan di Wisma Hamawang, sementara Hairullah di Rakat Mufakat—keren juga namanya, ya. Hihi.

Begitu tiba di penginapan, langsung muncul perasaan yang agak gimana gitu... campur aduk antara deg-degan, semangat, dan sedikit gugup. Momen itu kayak ngingetin, “Oke, ini bukan jalan-jalan biasa—ini medan tempur, Sis!”

Tak lama kemudian, mobil jemputan peserta datang. Kami diantar menuju Pendopo Hulu Sungai Selatan untuk menghadiri acara pembukaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat provinsi. Suasananya resmi tapi tetap hangat. Semua peserta dari berbagai daerah hadir dengan semangat juang yang keliatan dari raut wajah mereka. Rasanya bangga banget bisa jadi bagian dari momen itu.

Setelah acara pembukaan selesai, kami lanjut ke SMKN 1 Kandangan untuk mengikuti Technical Meeting—briefing penting sebelum perlombaan dimulai. Di situ kami dijelaskan teknis lomba, aturan, dan pembagian ruangan. Deg-degan lagi? Jelas. Tapi makin ke sini, malah makin antusias.

Setelah semua rangkaian kegiatan hari itu selesai, kami pun kembali ke penginapan peserta masing-masing untuk istirahat. Akhirnya bisa rebahan juga, walaupun pikiran udah mulai muter-muter mikirin soal besok.

Besok adalah hari penentuan!



Berbagai hiburan tarian adat di acara Pembukaan LKS


Minggu, 23 November 2014. Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.

Pagi itu, aku dan peserta lainnya dijemput dari penginapan untuk diantar ke SMKN 1 Kandangan, tempat pelaksanaan lomba hari pertama. Suasananya beda banget dari hari-hari sebelumnya. Semua wajah tampak serius, penuh fokus—kayak lagi nyiapin diri buat naik ring. Termasuk aku.

Langkah kaki rasanya lebih berat dari biasanya, bukan karena lelah, tapi karena beban harapan—dari diri sendiri, dari sekolah, dari guru-guru yang udah percaya dan dukung sejak awal.

Setibanya di lokasi, suasana kompetisi langsung kerasa. Meja-meja disusun rapi, komputer standby, pengawas dan panitia berseliweran, dan para peserta dari berbagai kabupaten/kota mulai menempati posisi masing-masing. Aku tarik napas panjang. “Let’s do this,” batinku.

Hari pertama ini jadi ajang pemanasan sekaligus pembuktian. Meski sempat nervous di awal, alhamdulillah semuanya bisa aku lalui dengan cukup lancar. Ada tantangan, jelas. Tapi justru di situ letak serunya—karena dari situ juga aku banyak belajar dan ngelatih mental.

Begitu lomba selesai, kami kembali ke penginapan untuk istirahat. Badan capek, tapi hati puas.

Besok masih ada hari kedua, dan aku harus lebih siap dari hari ini.



Selesai lomba hari pertama, aku memutuskan buat nggak kembali ke penginapan peserta. Aku pilih pulang ke rumah sewaan bareng guru-guru dan teman-teman, supaya bisa lebih maksimal belajar dan nyiapin bahan untuk presentasi hari kedua yang dijadwalkan Senin.

Hari Minggu itu, materi presentasiku udah ketahuan—Income Summary, karena memang udah diundi. Malamnya, suasana di rumah sewaan berubah total jadi kayak markas perang. Bukan perang beneran sih, tapi perang melawan kantuk, rasa lelah, dan rasa ingin nyerah. Hehe.

Aku begadang, benar-benar ngulik materi dari awal. Untungnya, aku nggak sendiri. Ada banyak tangan dan hati yang nemenin. Henny dan Yulia dengan luar biasanya rela nahan ngantuk sampai dini hari, demi nemenin dan bantu nyusun strategi penyampaian materi. Support mereka tuh priceless banget.

Nggak cuma itu. Ibu Selvia juga sampai nelpon malam-malam buat ngasih penjelasan lengkap soal materi Income Summary. Sumpah, rasanya kayak dapet booster semangat.

Besok paginya, aku dapet tambahan masukan dari Pak Junaidi, Pak Mahmud, dan Pak Syamsi. Mereka bantu koreksi dan menyempurnakan bahan presentasiku. Komentar-komentar mereka bikin aku makin yakin—bukan cuma karena dibimbing orang yang berpengalaman, tapi karena mereka benar-benar peduli.

Jadi... dari lubuk hati yang paling dalam: terima kasih banyak untuk siapa pun yang udah ngasih dukungan dan doa malam itu. Kalian tahu siapa kalian, dan kalian luar biasa. 💙








Senin, 24 November 2014. Hari penentuan pun tiba.

Pagi itu aku kembali diantar ke SMKN 1 Kandangan, lokasi lomba Komputer Akuntansi dan Presentasi Akuntansi. Segalanya udah disiapkan. Materi udah diulas semalaman. Mental pun rasanya cukup siap. Tapi tetap aja… menjelang jam presentasi, rasa gugup mulai datang menyelinap.

Sesi presentasi dimulai pukul 13.00 WITA. Satu per satu peserta maju ke depan. Dan di situ, deg-degannya mulai kerasa banget. Tangan mulai dingin, napas agak berat, dan pikiran mulai muter-muter. Aku buka buku agenda, membaca doa yang sudah kucatat sebelumnya—sebuah hadist riwayat Thabrani yang selalu berhasil menenangkan:

> "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepada-Mu, yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang ridha dengan ketetapan-Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberian-Mu."


Kalimat itu jadi penenang paling ampuh saat itu. Disambung dengan bacaan Al-Fatihah, sholawat, dan doa-doa kecil lainnya yang bisa menyejukkan hati. Aku juga sempat BBM dan SMS beberapa guru, sahabat, dan keluarga. Cuma bilang, “Aku gugup banget mau presentasi.” Haha. Tapi itu cukup bantu ngurangin beban.

Sambil nunggu giliran, aku memperhatikan peserta lain yang maju lebih dulu—belajar dari cara mereka membawakan presentasi dan menjawab pertanyaan juri. Giliran aku pun tiba.

Alhamdulillah, saat maju ke depan, semuanya terasa jauh lebih baik dari yang aku bayangkan. Presentasiku berjalan lancar. Jawaban untuk pertanyaan juri pun mengalir, nggak ada kendala yang berarti. Memang sih, aku sadar banget bahwa penyampaianku belum sempurna. Materinya juga cukup berat dan susah dikembangkan, tapi setidaknya aku udah berusaha sebaik mungkin.

Dan yang paling penting: aku lega. Lega karena bisa melewati momen itu tanpa tumbang, tanpa kehilangan arah, dan tetap berdiri sampai akhir.







Selasa, 25 November 2014. Hari terakhir sekaligus momen yang paling mendebarkan: pengumuman pemenang dan penutupan Lomba Kompetensi Siswa.

Dan ya... kali ini belum rezekiku. Namaku belum disebut sebagai juara. Tapi nggak apa-apa, sungguh nggak apa-apa. Karena aku sadar, aku pulang bukan dengan tangan kosong. Aku pulang dengan ilmu, pengalaman, dan pelajaran yang nggak ternilai. Aku jadi tahu di mana letak kelemahan aku di bidang Akuntansi—dan itu bekal penting buat berkembang lebih jauh. Aku juga makin semangat buat belajar, termasuk memperbaiki kemampuan Bahasa Inggris. Gotta level up!

Usai acara penutupan di pendopo, kami semua kembali ke rumah sewaan buat beres-beres. Waktunya pulang ke Banjarmasin. Rasanya berat banget ninggalin Kandangan—kota dodol yang tiba-tiba jadi tempat penuh kenangan. Kebersamaan kami di sini, selama lima hari ini, terlalu seru buat dilupakan. Ada tawa, kerja keras, dukungan, dan rasa lelah yang kita rasain bareng-bareng.

Sebelum benar-benar balik, kami sempat mampir dulu ke Tanuhi, tempat wisata pemandian air panas dan air terjun yang jadi pelipur lelah kami. Main air, bercanda, foto-foto, dan... menikmati detik-detik terakhir sebelum kembali ke rutinitas. Seru banget. Rasanya puas, senang, dan penuh syukur.




 Penutupan LKS

*Foto-foto lainnya*




Sarapan bersama terakhir di Kandangan

 Ini pas aku pulang lomba, makanya masih pake baju batik.

 Di depan rumah sewaan :D


Pas mau berangkat ke acara Penutupan LKS

 






 
 Selfie saat yang lain pada berenang. Haha!

 

Di atas rakit bambu saat menyeberangi sungai

 Maafkan gaya ini. Haha!

Pak Syamsi gokil kan. Hehe!













Menu makan malam bersama